Skip to main content

Apa Pengertian Resiko Usaha? Jenis-Jenis Resiko Usaha pada Wirausaha

Apa Pengertian Resiko Usaha? Jenis-Jenis Resiko Usaha pada WirausahaResiko usaha adalah kemungkinan seorang pengusaha atau suatu perusahaan menderita kerugian, mendapat bahaya yang mengancam eksistensi sebuah usaha. Kegagalan usaha merupakan situasi yang tentu tidak dikehendaki oleh para pelaku bisnis, tapi pada kenyataannya resiko itu tidak dapat dihindari. Bahkan para pengusaha sukses selalu berkata bahwa sebuah resiko harus dihadapi bukan dihindari. Namanya juga bisnis, iya selain mendapatkan keuntungan. Juga harus mengalami hambatan dan masalah yang datang bersilih ganti. 

Memula suatu bisnis membutuhkan keberanian, tekad, dan manajemen serta strategi bisnis yang baik. Semua hal yang berhubungan dengan dunia usaha harus diberjalan dengan benar, karena salah satu bagian saja tidak sesuai. Maka kemungkinan besar sebuah usaha akan gagal, atau paling minimal mengalami perlambatan pertumbuhan. Dalam perkembangan dan perjalanan bisnis, anda pasti akan menjumpai kendala dan kesulitan, baik kecil maupun kendala yang sangat besar. Kesulitan itu pun di kenal sebagai resiko wirausaha.  

Dan jangan takut, panik. Perusahaan sekaliber Facebook pun pasti pernah atau bahkan sering berkenalan dengan kendala. Resiko bisnis memang tidak dapat dipisahkan dari bagian suatu usaha kecil menengah dan besar. Masalah kerap muncul dapat disebabkan oleh faktor individu atau karyawan, tapi bisa juga terjadi karena faktor manajemen, strategi, dan sistem perusahaan yang kurang baik. 
Berikut adalah beberapa faktor yang menyebabkan resiko usaha :
  • Faktor Perubahan lingkungan
  • Faktor Sosial
  • Faktor Ekonomi
  • Faktor Gaya hidup
  • Faktor Kemajuan teknologi
  • Faktor Budaya
  • Kesalahan Strategi Pemasaran (Marketing) seperti pengambilan keputusan yang tidak tepat, persiapan kurang matang, Sistem manajemen yang tidak tepat, dan kurang bertanggung jawab.
Baca Juga4 Ide Strategi Pemasaran Internet untuk Meningkatkan Penjualan Bisnis Lokal
Kategori Resiko Usaha
Berdasarkan kerugian yang dapat diakibatkan, Resiko Usaha dikategorikan menjadi Resiko Spekulatif dan Resiko Murni (Pure Risk)
  • A. Resiko Spekulatif
Resiko  spekulatif adalah resiko yang memiliki kemungkinan terjadinya dua peluang. Peluang terjadinya kerugian dan peluang terjadinya keuntungan. Contoh dari resiko spekulatif adalah: pembelian saham di bursa efek. Pembelian saham di bursa efek memiliki resiko spekulatif, karena akan ada dua peluang kemungkinan yang terjadi. Peluang pertama adalah peluang keuntungan, keuntungan yang akan didapat oleh pemegang saham dikarenakan telah mendapatkan pembagian keuntungan dari perusahaan yang menerbitkan saham tersebut (dividen). Dan peluang kedua adalah peluang kerugian, kerugian yang akan didapat oleh pemegang saham, dikarenakan perusahaan yang menerbitkan saham yang Anda beli telah mengalami kerugian yang besar, sehingga perusahaan tersebut mengalami kebangkrutan.
  • B. Resiko Murni
Resiko murni adalah resiko yang bilamana terjadi, pasti akan memberikan kerugian. Namun apabila resiko ini tidak terjadi, juga tidak akan menimbulkan kerugian ataupun suatu keuntungan. Ada dua macam akibat yang muncul dari terjadinya resiko ini, terjadinya kebangkrutan yang disebabkan oleh kerugian atau terjadinya break event. Macam-macam contoh dari resiko murni adalah seperti : pencurian, bencana alam, kebakaran atau kecelakaan. Contoh lain dari resiko murni adalah: terjadinya suatu resiko murni pada sebuah rumah makan yang diakibatkan dari kebakaran, rumah makan tersebut dapat dipastikan mengalami banyak kerugian, dikarenakan seluruh asetnya telah habis terbakar. Hanya akan ada dua macam akibat yang terjadi dari kebakaran tersebut. Akibat yang pertama adalah tutupnya rumah makan tersebut karena seluruh asetnya telah habis karena hangus terbakar atau ditutupnya sementara rumah makan tersebut dikarenakan pembangunan ulang dari rumah makan itu. 
Berdasarkan kontrol, Resiko Usaha dapat dikategorikan menjadi berikut:
  • A. Resiko yang dapat dikendalikan
Suatu perusahaan mengeluarkan sebuah produk baru untuk siap dipasarkan. Setelah  berbulan-bulan produk tersebut berada dipasaran, perusahaan tak kunjung memperoleh keuntungan atau pengembalian atas modal dari produk tersebut. Sudah dapat dibayangkan resiko yang muncul dari kejadiaan tersebut, pasti adalah sebuah kerugian yang cukup besar. Tetapi, resiko dari kejadian tersebut masih dapat diatasi dan dikendalikan sebelum kerugian yang didapat oleh perusahaan semakin membengkak. Perusahaan dapat mencari tau apa yang menjadi penyebab produk tersebut tidak laku dipasaran, kemudian perusahaan dapat merevisi produk tersebut, atau jika kemungkinan untuk merevisi tidak dapat dilakukan, kemungkinan selanjutnya yang dapat dilakukan adalah berhenti untuk memasarkan produk tersebut dan mengganti produk tersebut dengan produk yang baru.
  • B. Resiko yang tidak dapat dikendalikan
Kebakaran, penipuan atau bencana alam adalah kejadian-kejadian yang tentu tidak ada seorangpun dari kita yang menginginkan hal tersebut untuk terjadi. kejadian-kejadian tersebut merupakan kejadian yang tidak dapat diprediksi dan diduga sebelumnya, serta resiko dari terjadinya kejadian tersebut merupakan resiko-resiko yang tidak dapat dikendalikan oleh manusia. sehingga resiko ini sangat jauh berbeda dengan resiko yang dapat dikendalikan, yang masih memiliki solusi untuk mengatasi resiko tersebut. 
Jenis Resiko Usaha menurut Para Ahli
Telah banyak tokoh-tokoh terkemuka yang membahas mengenai resiko usaha, tidak jarang pula yang telah menyebutkan mengenai apa saja jenis-jenis resiko usaha tersebut. Berikut akan dibahas satu per satu mengenai jenis-jenis resiko usaha. Jenis-jenis resiko usaha tersebut antara lain adalah sebagai berikut :
  • 1. Resiko Produksi
Ketika Anda memiliki jenis usaha tertentu, misalnya saja di bidang industri clothing atau fashion yang memproduksi baju, untuk menghasilkan jumlah produk yang banyak untuk memenuhi permintaan pasar, maka perusahaan haruslah memiliki otomatisasi pengerjaan untuk menghasilkan produk yang lebih banyak. Namun dikarenakan prosesnya yang otomatisasi dan menggunakan mesin, biasanya dalam prosesnya sering menjadi tidak teliti. Sehingga produk yang dihasilkan tidak dapat diteliti satu-persatu sebelum dijual kepada konsumen. Dampaknya adalah ketika telah sampai di tangan konsumen dan kebetulan barang atau produk tersebut ada yang cacat, maka akan merugikan perusahaan. Karena satu complain dari pelanggan dapat berakibat fatal bagi perusahaan jika satu pelanggan tersebut membicarakannya kepada calon pembeli yang lain. Maka dari itu akan menimbulkan resiko usaha. Selain faktor non-human dalam proses produksi, faktor SDM nya juga berpengaruh. Misal untuk tanggung jawab, etos kerja, ketelitian, ketekunan, dan lain sebagainya.
  • 2. Resiko Pemasaran
Resiko pemasaran berkaitan erat dengan proses marketing dan pemasaran produk. Yang perlu Anda kuasai adalah bagaimana teknik memasarkan produk dengan efektif agar produk yang Anda hasilkan dapat diterima dengan baik oleh pembeli. Masalah yang sering dihadapi adalah kita sering kesulitan untuk mengusai teknik marketing yang baik. Cara yang dapat dilakukan antara lain adalah lebuh sering mengikuti smeinar atau workshop mengenai teknik-teknik marketing, sering membaca buku, serta belajar langsung dari mentor atau seseorang yang telah sukses. Intinya adalah Anda harus lebih memperluas ilmu pengetahuan dan wawasan.
  • 3. Resiko Sumber Daya Manusia
Seringkali ketika memiliki bisnis yang telah berkembang dengan baik, Anda memerlukan bantuan untuk menjalankan usaha tersebut. Hal yang selalu dilakukan adalah merekrut karyawan atau pegawai. Namun seringkali masalah yang kerap terjadi adalah masalah dengan sumber daya manusia itu sendiri. Misalnya sifat pekerja yang kurang baik sehingga menimbulkan dampak negatif bagi perusahaan. Yaitu misalnya sifat dan sikap seperti malas bekerja, kurang bertanggung jawab, tidak jujur, dan lain sebagainya. Pada intinya hal-hal tersebut akan merugikan perusahaan. Hal yang dapat dilakukan adalah lebih cermatd an teliti dalam menerima karyawan. Anda dapat menerapkan misalnya beberapa test seperti test psikologi, wawancara, dan persyaratan lain yang dilakukan terlebih dahulu sebelum menerima karyawan tersebut untuk bekerja di perusahaan Anda. - 5 Perusahaan Startups Terkenal Yang Hampir Bangkrut
  • 4. Resiko Finansial
Memiliki usaha dan  bisnis berarti siap dengan resiko ketidakpastian income atau pendapatan usaha. Tidak selamanya perusahaan akan memiliki keuntungan dalam jumlah besar. Perlu diketahui bahwa resiko kerugian juga amatlah besar. Yang perlu Anda lakukan adalah mempersiapkan diri dengan lebih baik bila kendala tersebut muncul. Kemudian Anda harus menyiapkan langkah penyelesaiannya agar Anda tidak terus mengalami kerugian yang signifikan dan yang akan berakibat buruk bagi perusahaan.
  • 5. Resiko Lingkungan
Tidak jarang resiko lingkungan juga muncul bagi usaha Anda. Misalnya Anda memiliki jenis usaha perusahaan yang bergerak di bidang makanan, maka Anda harus memikirkan limbah pabrik yang dihasilkan dari perusahaan Anda. Buatlah sebisa mungkin agar lebih ramah lingkungan dan tidak merugikan lingkungan sekitar. Contoh yang lain adalah usaha bengkel mobil atau motor. Kerugian yang sering dialami misalnya adalah tentang polusi suara yang dihasilkan. Anda harus dapat meminimalisir dampak yang ditimbulkan, misalnya dengan dengan mengusahakan membangun usaha bengkel tersebut tidak dekat pemukiman padat penduduk, dan alternatif upaya pencegahan lainnya.
  • 6. Resiko Teknologi
Resiko yang sering muncul lainnya adalah mengenai resiko teknologi yang sering digunakan. Usaha yang dijalankan biasanya selain dibantu dengan tenaga karyawan, namun juga menggunakan bantuan mesin atau teknologi. Masalah yang sering muncul adalah waktu pemakaian alat yang harus selalu dipantau. Jika pemakaian alat terlalu lama dan tidak dilakukan service secara berkala, maka kemungkinan alat akan rusak dan tidak dapat dipergunakan. Hal ini merupakan kerugian bagi perusahaan Anda, maka dari itu perawatan alat, mesin dan teknologi benar-benar harus diperhatikan.- 7 Skill Teknologi Harus Dimiliki Pengusaha Sukses
  • 7. Resiko Permintaan Pasar
Kesuksesan tidak lantas membuat usaha Anda memiliki jaminan akan berhasil dalam jangka waktu yang lama. Anda harus memperhatikan kebutuhan pasar untuk tahun-tahun kedepan. Mungkin pada saat ini permintaan pasar pada prosuk yang Anda hasilkan cukup besar, namun apakah ada jaminan bahwa 5 atau 10 tahun ke depan pasar masih menginginkan produk Anda? Maka dari itu Anda harus selalu memikirkan inovasi-inovasi produk yang dapat dilakukan dan melihat peluang apa yang harus Anda pertimbangkan untuk jenis usaha berikutnya.
  • 8. Resiko Perbaikan
Jika Anda ingin melakukan perubahan atau perbaikan bagi bisnis Anda, maka sebaiknya lebih berhati-hati. Anda harus melihat banyak faktor-faktor seperti kebutuhan pasar, inovasi prosuk apakah yang akan dilakukan, dan lain sebagainya. Karena bukan tidak mungkin perbaikan yang ingin Anda lakukan bisa berakibat buruk dan negatif bagi perusahaan Anda. Dengan kata lain perbaikan tersebut tidak atau kurang sesuai dengan harapan Anda. Maka dari itu, Anda harus memastikan terlebih dahulu jenis dan prospek ke depan atas perbaikan yang ingin Anda lakukan, naik terkait sumber daya alam, teknologi, market pasar, dan lain sebagainya.
  • 9. Resiko Kerjasama
Memiliki partner dalam berbisnis tidak selalu bermanfaat baik bagi usaha Anda. Anda harus memilih partner bisnis Anda secara tepat dan hati-hati. Mulailah dengan tidak langsung mempercayai orang yang Anda kenal kemudian Anda jadikan mitra bisnis Anda. Anda harus mengenal terlebih dahulu orang tersebut dengan lebih baik. Hal ini diperlukan agar dikemudian hari Anda terhindar dari resiko penipuan, dan partner yang kurang baik sehingga berdampak merugikan perusahaan Anda.
Baca Juga : 9 Perilaku Tidak Anda Lihat di Dalam Orang Sukses

  • 10. Resiko Peraturan Pemerintah
Sebagai warga negara yang baik, sudah seharusnya kita menaati peraturan dan hukum yang berlaku. Terkait dengan usaha yang dijalankan, kita juga harus mempertimbangkan usaha kita tersebut aman. Pemerintah biasanya selalu memberikan peraturan yang mana peraturan tersebut harus kita lakukan sebagai seorang pelaku bisnis. Pastikan jenis usaha yang Anda jalankan tidak melanggar peraturan pemerintah sehingga Anda akan mendapatkan jaminan usaha yang baik.
  • 11. Resiko Pengembangan Asset
Ketika telah mencapai kesuksesan awal, pastilah terdapat keinginan untuk scale up. Namun Anda harus berhati-hati untuk mempertimbangkan jenis pengembangan apa yang akan Anda dan perusahaan Anda lakukan. Terutama Anda harus berhati-hati jika ingin mengembangkan asset Anda. Usahakan untuk melihat, memperkirakan, serta menghitung kembali resiko apa saja yang kemungkinan akan muncul. Sehingga jika Anda telah mengetahui hal tersebut dari awal, Anda dapat menyipakan langkah yang tepat untuk mengatasinya. Sumber by  ciputra-uceo.net

Comments

Post a Comment

Popular posts from this blog

Apa Itu Perusahaan Jasa? Kelebihan, Kekurangan, Contoh dan Ciri - Ciri Usaha Jasa

Perusahaan jasa adalah suatu unit usaha yang kegiatannya memproduksi produk yang tidak berwujud (jasa), dengan tujuan untuk mendapatkan laba atau keuntungan. Atau juga sebagai suatu perusahaan yang menjual jasa yang diproduksinya, bertujuan untuk memenuhi kebutuhan para konsumen dan mendapatkan keuntungan. Tetapi perlu diperhatikan, walaupun bisnis jasa tetap saja perusahaan itu memerlukan produk fisik untuk melakukan kegiatan usahanya. Seperti perusahaan bergerak dibidang transportasi harus punya alat seperti bus, pesawat, kapal laut, kereta api dan alat transportasi lainnya. Perusahaan jasa juga perusahaan yang mempunyai kegiatan utama memberikan pelayanan. kemudahan, dan kenyamanan kepada masyarakat untuk memperlancar aktivitas produksi maupun konsumsi.  Sementara Perusahaan dagang adalah perusahaan yang kegiatan utama/pokok melakukan pembelian suatu barang untuk dijual kembali tanpa mengubah bentuk maupun fungsi dari barang tersebut. Perusahaan ini memperoleh penghasilan dari

Apa Itu Usaha, Pengusaha dan Perusahaan? Jenis-Jenis Perusahaan

Apa Itu Usaha, Pengusaha dan Perusahaan? - Apa itu usaha? Usaha adalah kegiatan yang dilakukan oleh manusia untuk mendapatkan penghasilan berupa uang atau barang yang diperlukan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari dan mencapai kemakmuran hidup. Tentu usaha yang dilakukan secara terus menerus akan membuahkan hasil yang maksimal. Artinya kalau berbicara usaha, kegiatan untuk mencapai keuntungan baik langsung maupun tidak langsung. Sementara peluang usaha adalah sebuah kesempatan yang datang pada waktu tertentu yang tidak dapat dilewatkan oleh seorang wirausahawan demi mendapatkan keuntungan. Walau terkadang banyak yang takut dengan kesempatan yang datang. Pengusaha adalah orang(pribadi) atau persekutuan (badan hukum) yang menjalankan sebuah jenis perusahaan. Dalam melakukan usaha, seorang pengusaha tidak dapat berjalan sendiri. Ia membutuhkan tenaga kerja yang akan membantunya menjalankan roda bisnis yang dijalankan. Apalagi perusahaan yang dikelolanya sudah cukup besar, maka tena

Apa itu Entrepreneur? Perbedaan Entrepreneur dan Manajer

Apa itu Entrepreneur? Perbedaan Entrepreneur dan Manajer - Entrepreneur adalah seeorang yang  mempunyai dan membawa sumber daya berupa tenaga kerja, material, serta asset yang lainnya pada suatu kombinasi yang mampu melakukan suatu perubahan/ menambahkan nilai yang lebih besar daripada nilai yang sebelumnya. Manajer adalah seseorang yang bekerja melalui orang lain dengan mengoordinasikan kegiatan-kegiatan mereka guna mencapai sasaran organisasi. Richard Cantillon (1755) yang dianggap sebagai pencetus istilah entrepreneur menyebutkan bahwa inti dari kegiatan entrepreneur adalah menanggung resiko,menurutnya entrepreneur adalah mereka yang membayar harga tertentu untuk produk tertentu untuk kemudian menjualnya dengan harga yang tidak pasti,sambil membuat keputusan tentang membuat upaya mencapai dan memanfaatkan sumber-sumber daya dan menerima resiko berusaha. Entrepreneurship adalah jiwa entrepreneur yang dibangun untuk menjembatani antara ilmu dengan kemampuan pasar. Entrepreneu