Aturan menjadi kaya? Anda mungkin heran, atau setuju dengan judul artikel ini. Bahwa sebenarnya ada aturan menjadi kaya. Saya sendiri juga baru tahu dan malah sedikit bingung. Makanya ketika membaca buku Tung Desem Waringin ada judul aturan menjadi kaya membuat saya tertarik ingin sekali membaca dan membagikan pada teman-teman sekalian. Cukup unik iya..! Menjadi kaya pun harus mempunyai aturan.
Setelah dalam artikel sebelumnya sudah kita bahas tentang apa itu KAYA? Oke, untuk sedikit mengingatkan tentang apa Kaya menurut Robert T. Kiyosaki adalah bagaimana menciptakan Passive income lebih besar dari biaya hidup. Artinya pendapatan saat tidak bekerja tetap lebih besar dari biaya hidup. So, ia bayangkan saja ketika anda berhenti bekerja, pendapatan yang masuk ke dompet anda lebih besar dari biaya hidup (pengeluaran).
Sumber by Bisnishotel.com |
Jika sedikit kita cermati kata-kata tersebut. Bahwa untuk menjadi kaya, kita harus memiliki sejenis usaha yang tidak melibatkan kita seperti Royalti dari Hak Cipta, Menyewakan rumah, Saham yang menghasilkan deviden dan usaha-usaha lain. "Penelitian yg dilakukan oleh Galluo Internasional menunjukan bahwa rata-rata eksekutif ibukota & Asia kaya mamopu bertahan 90 hari dengan gaya hidup yg telah asa apabila besok dia berhenti kerja. Setelah itu mereka harus mulai menjual asset atau berhutang"
Oke, mari kita lanjut tentang aturan menjadi kaya yang harus kita ketahui. Aturan pertama menjadi Kaya adalah kita harus mengetahui perbedaan antara ASSET dan KEWAJIBAN.
Menurut Robert T. Kiyosaki - ASSET adalah semua hal yang menghasilkan PEMASUKAN sedangkan KEWAJIBAN adalah semua hal yang menyebabkan PENGELUARAN.
Beda dengan defenisi menurut akuntan pada umumnya misalnya RUMAH menurut mereka adalah termasuk ASSET. Tapi menurut Robert belum tentu. Dan saya juga SETUJU dengan Bapak ini. Kenapa? Banyak orang kelas menengah yang merasa ketika sudah dapat mencicil rumah, lalu menganggap rumah tersebut sebagai ASSET. Padahal bukan, karena setiap bulan RUMAH itu mengakibatkan PENGELUARAN.
Ingat, diatas tadi kita sudah melihat bahwa setiap hal yang berbau pengeluaran merupakan KEWAJIBAN. Sehingga RUMAH yang anda cicil tadi bisa masuk dalam KEWAJIBAN. Memang banyak orang menengah mengira bahwa ketika mempunyai rumah dari sati satu tanpa cicil dianggap sebagai Asset. Tapi belum tentu, selama rumah itu menyebabkan pengeluaran misalnya biaya perawatan rumah dll.
Lalu jika ada kasus seperti ini :Seseorang memiliki hutang 200 juta untuk membeli rumah kemudian cicilannya kurang lebih 3 juta/ bulan. Kemudian rumah itu dijadikan tempat kos atau dikontrakkan sehingga menghasilkan perbulan Rp 4 juta /bulan. Maka rumah tersebut masuk dalam ASSET karena memberikan pengasilan Rp 1 juta/bulan.
Maka dari pembelajaran diatas, dapat disimpulkan kenapa orang kaya tambah kaya. Karena mereka (orang kaya) selalu fokus menghasilkan ASSET yang terus menghasilkan pemasukan baik dengan atau tanpa bekerja.
Satu lagi pesan dari Bpk Tung Desem Waringin yang perlu kita ingat dan pelajari" Orang Miskin dan Kelas Menengah bekerja untuk Uang Sedangkan Orang Kaya Mempunyai Uang Bekerja untuk Mereka.
Jadi setelah membaca dari atas, saya mungkin dapat memberikan sedikit kesimpulan. Bahwa Kaya itu memang benar relatif. Kaya itu tidak dihitung dari banyaknya uang yang anda miliki saat ini. Tapi seberapa besar pemasukan yang anda dapatkan tanpa bekerja. Jadi kalau seandainya anda memiliki penghasilkan sebesar lima juta perbulan tanpa bekerja sementara pengeluaran anda hanya 2 juta perbulan. Artinya anda sudah bisa dikatakan KAYA. So, bro! Hal kesimpulan itu secara tidak langsung menyuruh kita untuk memiliki sebuah usaha sendiri. Menjadi Entrepreneur, menjadi wirausahawan.
Sumber Inspirasi by Buku Tung Desem Waringin 37 Secrets To Be Rich
Sumber Inspirasi by Buku Tung Desem Waringin 37 Secrets To Be Rich
Comments
Post a Comment